Pertanian Selaras Alam (Pertanian Organik)

Tuhan memberi keleluasaan untuk mengelola bumi dan seisinya, untuk sebesar-besarnya dimanfaatkan oleh manusia, secara benar dan bertanggungjawab.
Berawal dari pernyataan tersebut terdapat kenyataan bahwa perilaku manusia khususnya dalam pengembangan pertanian modern yang berteknologi telah mengakibatkan dampak dampak yang sangat serius.
Konsep dan prinsip-prinsip pertanian moderen yang berteknologi tinggi sudah tidak dapat dipertahankan lagi khususnya untuk tujuan produksi yang tinggi, tetapi mengindahkan ekosistem/ lingkungan dan berkelanjutan.
Kita tahu bersama adanya dampak negatif akibat sistem pertanian modern yang berteknologi tinggi yakni:
Lahan yang semakin rusak/sakit
Ledakan hama dan penyakit
Menurunnya/ kehilangan keragaman hayati
Ketergantungan

5

Anggota Komunitas Umma Pande Sedang Membuat Pupuk Organik

petani terhadap bibit (hasil rekayasa genetik), pupuk, obat-obatan organi (kimia), mulsa dll buatan pabrik
Pembiayaan semakin tinggi/mahal
Semakin menurunnya hasil panen

 

Dampak negatif terhadap kesehatan manusia Persoalan ini semua kita rasakan benar dalam kehi-dupan bertani sementara itu, kita ketahui bahwasa-nya alam kita kaya akan bahan-bahan yang sangat bermakna dalam bertani (pupuk, obat mulsa, dll) walau keberadaannya tinggal sedikit perlu dikembangkan/lestarikan.

Pengertian pertanian selaras alam (pertanian organik)
Pertanian yang di dalam semua proses dan kegiatan produksinya, pemanenan dan paska panen bebas dari:
Pestisida kimia (an organik)
Pupuk kimia (an organik)
Hormon (zat perangsang tumbuh ZPT) kimia
Bahan pengawet kimia
Hasil rekayasa negatif
Sehingga di dalam pertanian or-ganik, menggunakan pestisida alami/organik (bio pestisida), pupuk, ZPT dan pengawet alami.

 

Anggota komunitas Umma Pande sedang membuat pupuk organik

Strategi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengupayaan model pertanian berwawasan lingkungan:
Tata guna lahan: menanam sesuai kelas kemampuan tanah
Tepat musim: menanam sesuai musim (pranoto mongso)
Model keterpaduan: tanaman, ternak, ikan (mina padi)
Penggunaan bibit yang baik, sesuai dengan budaya setempat
Pengolahan lahan: semaksimal mungkin/intensif
Penggunaan sarana produksi: pupuk, obat, mulsa alami
Pengendalian hama penyakit terpadu: mekanis, biologis, fisik dan agronomis.
Prinsip : masukan (input) rendah
Penerapan : harus bertahap, perlahan tapi pasti (konversi).

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *