Yohanes Melkianus Lende:
Pemuda Pelopor Pertanian Organik di Dikira
“Tanah jadi padat dan tandus. Hasilnya makin menurun. Dulunya, sebelum pakai pupuk bisa mencapai 16-18 karung, setelah pakai pupuk hanya 8-10 karung”. Demikian pengakuan Joni, pemilik nama Yohanes Melkianus Lende, berkaitan dengan akibat buruk belasan tahun orang tuanya memakai pupuk kimia.
“Saya mau buktikan pupuk organik lebih baik dari pupuk urea”, katanya. Pembuktian ini, selain didorong oleh rasa ingin tahunya, juga keinginannya mengkampanyekan pertanian organik di kalangan warga, khususnya petani Desa Dikira. Tidak mudah mempengaruhi orang mengubah kebiasaan bertani dari memakai pupuk kimia berganti pupuk organik. Meski bahan-bahan ada pupuk dan pestisida organik ada di sekitar, dan karena itu tak perlu membeli, sebagian warga belum aktif membuat meski sudah dilatih.
“Hanya beberapa orang yang aktif. Karena malas membuat, yang lain ikut malas. Akhirnya macet, tidak berlanjut”, ujar lulusan SMK Waimangura ini saat ditanya mengapa warga yang pernah dilatih tidak mempraktekkan di rumahnya. Mensiasati kendala ini, dengan dorongan Mas Bambang (pendamping lapangan Desa Dikira), Joni mengajak beberapa pemuda (saat ini 4 orang) membuat berbagai jenis pupuk dan pestisida organik. Mimpinya, suatu saat nanti, kelompoknya menjadi pemasok bahan organik (pupuk dan pestisida) bagi para petani di Sumba Barat Daya.
Anak ke-2 dari 4 bersaudara ini beralasan, dengan para pemuda, mereka lebih mudah untuk diajak kerjasama. Orang yang sudah berkeluarga biasanya punya banyak urusan keluarga. Selain itu, dia merasa lebih bebas melakukan sesuatu bersama kawan-kawan sebayanya.
Kegembiraan guru honorer di SD Dikira ini menyembul dari wajahnya saat berhasil membuat mikro organisme nabati di rumahnya, Puu Kei, Dikira (20-12-2013) lalu. Ke depan Joni bertekad berbagi pengetahuan dengan warga yang tertarik. Hingga saat ini, sudah ada yang dia latih membuat pupuk organik. Joni juga akan memperluas lahan garapan dengan menerima gadai sawah. Selain itu, dia bertekad mengajak sebanyak mungkin anak muda melakukan hal yang sama. Selain pembuatan pupuk dan pestisida organik, Joni juga berniat belajar membuat minuman dari buah-buahan.
Salah satu cara efektif mempengaruhi warga, kata Joni, adalah memberi bukti kongkrit bahwa menggunakan bahan organik lebih menguntungkan dari pada pupuk kimia. Untuk itu, dia bersama kawan-kawannya sedang berusaha keras membuktikan hal ini. Selamat berjuang anak muda Dikira! (Stef)